Apa bedanya teman dan taman? Mungkin sebagian besar dari kalian ada yang keheranan mengapa saya mempertanyakan dua kata itu.
Sedikit mundur ke beberapa hari lalu. Saat itu saya sedang mengajarkan bahasa Indonesia kepada seorang penutur asing (expat). Beliau sulit membedakan kata teman dan taman karena terdengar sama saja. Tentu saya membantunya mengeja dan menjelaskan maknanya. T-E-M-A-N – Teman, selanjutnya T-A-M-A-N – Taman. Teman friend sementara taman park, garden.
Hal tersebut berulang kali ditanyakan oleh para penutur asing lain yang saya ajarkan. Walaupun terkesan biasa, pertanyaan itu terus menggelitik pikiran saya.
Bagi orang Indonesia sudah sangat jelas artinya. Teman secara harfiah menurut artikata.com berarti kawan; sahabat. Orang yang bersama-sama bekerja (berbuat, berjalan); lawan (bercakap-cakap).
Sederhananya saya pikir, teman adalah orang-orang yang selalu berhubungan baik dengan kita dalam kondisi apapun. Bersamanya kita berbagi suka dan duka, bertengkar sekaligus bersenang-senang.
Sedangkan taman masih merujuk pada sumber yang sama, yaitu kebun yang ditanami dengan bunga-bunga dan sebagainya; tempat yang menyenangkan.
Di tamanlah kita bermain, bersenda-gurau, berolahraga, berdiskusi atau sekedar melepas penat dari kepungan masalah dan kabon dioksida. Dengan menghirup oksigen serta menikmati keramahan tanaman yang cantik tertata, lahirlah ide-ide cemerlang yang menuntun seseorang ke suatu OPTIMISME.
Dari uraian tentang teman dan taman di atas keduanya mengandung kata dasar yang sama, senang. Dengan kata lain ada korelasinya.
Teman + Taman = Senang
Kalau boleh saya tuturkan dalam satu kalimat menjadi: “Berteman di taman menyenangkan.“
Oleh sebab itu dapatlah saya menarik kesimpulan bahwa teman dan taman memang berbeda arti tetapi kombinasi keduanya dapat menghasilkan kesenangan. Bersama teman kita meluangkan waktu di taman untuk bersenang-senang. Lihatlah! Dari mulai bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua berkumpul di sana. Pada pagi yang sejuk begitu pula dalam suasana teduhnya sore. Sambil disuapi ibunya balita bermain air dan memperhatikan pergerakan ikan di dalam kolam. Sebagian dari ibu dan bapak asyik menari Poco-poco. Para manula ada yang berlari kecil atau hanya berjalan di atas batu-batu refleksi. Panas teriknya matahari siang sulit menghentikan gelak tawa para sahabat karena mereka berada dalam naungan rimbunnya pepohonan.
Malam di taman tidaklah gelap. Dia selalu diterangi lampu-lampu rupawan yang menyinari setiap pojoknya, mengangkat keanggunan bentuk dedaunan yang cuma tampak hijau di kala siang. Kesedihan di tengah dinginnya malam pun sejenak terlupakan. Jika beruntung kita bisa mendengar alunan musik dan suara indah dari penyanyi jalanan atau yang sudah terkenal. Seraya menikmati kemeriahan atau kekhidmatan suara dan pemandangan, kita menyegarkan pikiran dan perasaan. Di taman jua kita berbaur bersama ‘teman seperjuangan’ (teman lama) bahkan menjalin pertemanan baru.
Sejak pagi hingga malam, taman yang luas dan asri merupakan salah satu tempat favorit kebanyakan orang untuk dikunjungi. Ajak orang-orang terdekatmu. Datanglah! Duduki kursi-kursi panjangnya. Segera menggelar tikar dan membuka perbekalan. Pasang headsetnya. Nyalakan musik dari Ipod atau HPmu, dan bacalah buku yang kau suka. Tak kalah bersemangat dengan aktivitas lain, belum lama ini sekelompok ABG ‘berflashmob-ria‘ diiringi musik yang lantang. Satu lagi yang lebih menantang dan kekinian – tanpa memperdulikan batasan usia, di antara pengunjung taman sepakat bergabung untuk berburu monster Pokemon. Let’s Go! 😀
Lihat versi Inggris di sini.
Tulisan ini dipersembahkan oleh guruexpat.com